Bumi Manusia : Dilan jadi Minke (trending film)

07.40.00

Bagikan artikel ke:

Facebook Twitter


Apa sih Bumi Manusia itu?

Ternyata 2 kata itu adalah judul film yang akan baru mulai syuting bulan juli-agustus 2018 nanti.
Film ini dibuat berdasarkan buku yang ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru yang merupakan salah satu pulau di kepulauan Maluku Indonesia, dimana pulau ini terkenal sebagai pulau pengasingan bagi para tahanan politik pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto.
Buku ini ditulis sejak tahun 1875 dan diterbitkan oleh Hastra Mitra di tahun 1980, sempat buku ini laris dipasaran sampai dilarang peredarannya karena perintah jaksa agung kala itu, hingga buku ini diterbitkan dalam 33 bahasa asing sampai tahun 2005 diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara.

Bumi Indonesia ditulis di tahun 1918 hingga munculnya pemikiran politik politik_etis.

Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda dan masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis.

Dalam ceritanya, ada tokoh bernama Minke.

Minke adalah salah satu anak pribumi yang sekolah di HBS (Hogereburgerschool, yang merupakan sekolah menengah pertama di zaman Hindia Belanda)
Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan Eropa.
Minke adalah seorang pribumi yang pandai, ia sangat pandai menulis.
Tulisannya bisa membuat orang sampai terkagum-kagum dan dimuat di berbagai Koran Belanda pada saat itu.

Sebagai seorang pribumi, ia kurang disukai oleh siswa-siswi Eropa lainnya.

Minke digambarkan sebagai seorang revolusioner di buku ini. Ia berani melawan ketidakadilan yang terjadi pada bangsanya. Ia juga berani memberontak terhadap kebudayaan Jawa, yang membuatnya selalu di bawah.

Selain tokoh Minke, buku ini juga menggambarkan seorang "Nyai"

yang bernama Nyai Ontosoroh. Nyai pada saat itu dianggap sebagai perempuan yang tidak memiliki norma kesusilaan karena statusnya sebagai istri simpanan.
Statusnya sebagai seorang Nyai telah membuatnya sangat menderita, karena ia tidak memiliki hak asasi manusia yang sepantasnya.Tetapi, yang menariknya adalah Nyai Ontosoroh sadar akan kondisi tersebut sehingga dia berusaha keras dengan terus-menerus belajar, agar dapat diakui sebagai seorang manusia.

Nyai Ontosoroh berpendapat, untuk melawan penghinaan, kebodohan, kemiskinan, dan sebagainya hanyalah dengan belajar.

Singkat cerita Minke menikahi  anak dari Nyai Ontosoroh dan tuan Mellema yakni dengan Annelies.
Melalui buku ini, Pram menggambarkan bagaimana keadaan pemerintahan kolonialisme Belanda pada saat itu dan menunjukan betapa pentingnya belajar.

Dengan belajar, dapat mengubah nasib.

Seperti di dalam buku ini, Nyai yang tidak bersekolah, dapat menjadi seorang guru yang hebat bagi siswa HBS dan Minke. Bahkan pengetahuan si nyai itu, yang didapat dari pengalaman, dari buku-buku, dan dari kehidupan sehari-hari, ternyata lebih luas dari guru-guru sekolah HBS.Luar biasa yaaa... Buku karya Pram ini ternyata sempat di gelar dalam bentuk pementasan teater pada bulan Desember 2006 di 12 kota secara serentak (Padang, Lampung, Bandung, Semarang, Solo, Jogja, Surabaya, Denpasar, Mataram, Makassar, Kendari, Pontianak).
Khusus untuk pementasan di Jakarta dilakukan pada bulan Agustus 2007 dengan sutradara Wawan Sofwan.
Pementasan teater kala itu mengangkat Nyai Ontosoroh sebagai tokoh utamanya yang sekaligus merupakan satu ajang berkesenian untuk memperingati perayaan Hari Hak Asasi Manusia dan Hari Perempuan Indonesia yang kedua-duanya jatuh pada bulan Desember.
Nyai Ontosoroh adalah figur yang mempunyai pendirian kuat, ulet dan pantang menyerah dalam berjuang, rasional dan mempunyai visi kebangsaan. Nyai Ontosoroh adalah simbol perlawanan terhadap kesewenang-wenangan kekuasaan, terhadap harga diri sebuah bangsa. Yang cukup menonjol pada naskah Nyai Ontosoroh adalah proses pembangunan karakter berdaulat yang mampu menghadapi dan melawan kekuasaan dengan tanpa mencabik-cabik integritas perorangan maupun kelas.
Apalagi proses pembangunan karakter tersebut dikenakan pada konteks sejarah penjajahan, yang masih relevan dalam kajian sosial-budaya masa kini sekalipun.

Bumi Manusia ini juga akan difilmkan.

Indonesa Bumi Manusia
BloggerDokter
Era saat ini , tepatnya pada 24 Mei 2018, diselenggarakan konferensi pers yang mengumumkan bahwa Bumi Manusia akan difilmkan oleh Falcon Pictures Hanung Bramantyo  sebagai sutradara.

Sosok Minke akan diperankan oleh Iqbaal Ramadhan,

Annelies Mellema akan diperankan oleh Mawar de Jongh ,
Sha Ine Febriyantisebagai Nyai Ontosoroh

Kita tunggu saja bagaimana film nya yaaa Bumi Manusia dengan pemeran mantan film Dilan yakni Iqbaal Ramadhan.
Apakah anda tertarik?

Semoga Bermanfaat

Bagikan artikel ke:

Facebook Twitter

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Pertanyaan dan komentar
  • Silahkan tulis di bawah ini
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Bagikan Artikel ini ke :

BISMILLAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Cari di BloggerDokter