Kelapa Sawit bikin Tajir

14.47.00

Bagikan artikel ke:

Facebook Twitter

Kelapa Sawit bikin Tajir

Tahun ini sektor komoditas mengalami peningkatan harga signifikan.

Komoditas yang termasuk diunggulkan di Indonesia adalah Kelapa sawit 

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO) kembali melanjutkan rally yang sejatinya sudah terjadi sejak awal tahun 2020.

Adakah pengaruh nya , harga komoditas ekspor utama Indonesia terhadap penguasa 

industri kelapa sawit?


Mengutip dari cnbc inilah penguasa yang diuntungkan dari kenaikan harga komoditi utama di Indonesia : 

Anthoni Salim, 

dengan grup bisnisnya yakni Grup Salim yang membawahi emiten :

1. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) 

emiten yang bergerak di :

- produk agribisnis dan 

- pemasaran produk minyak goreng 

tercatat berhasil mendapat laba bersih sebesar Rp 219,00 miliar di setengah awal tahun 2021 ini, 

Aset perusahaan mengalami peningkatan meski tipis dibandingkan posisi akhir tahun 2020.

2. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) 

emiten yang merupakan anak usaha SIMP di bisnis perkebunan kelapa sawit dan karet,

mengalami kenaikan laba bersih yang lebih fantastis.

Laba bersih LSIP meningkat hingga 445% menjadi Rp 501,22 miliar pada akhir Juni 2021, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 91,99 miliar.

Kesimpulannya , 

dua emiten  Grup Salim tersebut diatas mampu melakukan kinerja yang cukup impresif.

Antoni Salim memperoleh kekayaan juga dari :

* emiten konsumer yakni Indofood,  

* emiten ritel DNET  

* emiten teknologi DCII 

* emiten Emtek.

Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaan Antoni Salim mencapai US$ 5,9 miliar atau setara dengan Rp 84,37 triliun (kurs Rp 14.300/US$), dan masuk dalam jajaran orang paling kaya di Tanah Air.

Susilo Wonowidjojo

adalah seroang pemilik pabrik rokok Gudang Garam

yang mana ia juga ikut masuk ke bisnis kelapa sawit lewat perusahaannya Makin Group. 

yang memiliki total area lahan tertanam seluas 140.000 hektar di provinsi Jambi, Sumatera dan Kalimantan tengah melalui anak perusahaannya PT Matahari Kahuripan, serta 13 pabrik pengolahan.

Forbes mencatat kekayaannya pada tahun 2020 yakni sebesar US$ 5,3 miliar (Rp 75,79 triliun).

Bachtiar Karim

Musim Mas Group merupakan salah satu perusahaan minyak sawit terintegrasi terbesar di dunia , berawal dari pabrik sabun Nam Cheong yang dimulai di Medan, kini Musim Mas memiliki operasi di 13 negara dengan produk turunan digunakan secara luas di berbagai industri.

Forbes mencatat  kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar atau setara dengan Rp 44,33 triliun pada tahun 2020.

Putera Sampoerna

adalah bos perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang mayoritas sahamnya telah dijual ke perusahaan rokok raksasa dunia, Philip Morris.

Sekarang ia fokus pada bisnis lainnya yang termasuk 

kelapa sawit ini, yakni :

* PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)

perusahaan di bidang perkebunan dengan produk minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK).

Lahan dari perusahaan ini ada lebih dari 100.000 hektar kelapa sawit di :

-Kalimantan Barat, 

-Kalimantan Tengah, dan 

-Sumatera Selatan. 

Forbes menaksir kekayaan Putera Sampoerna mencapai US$ 1,8 miliar di tahun 2020.

Martua Sitorus

Pendiri grup perusahaan agribisnis Wilmar Internasional (Bersama pengusaha Singapura Kuok Khoon Hong), adalah salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Singapura.

Minyak sawit (minyak goreng) yang diekstrak dari biji sawit adalah jenis minyak nabati yang paling banyak digunakan dan merupakan produk utama Wilmar.

Sekitar 65% berada di Indonesia dengan lokasi tersebar di 

-Sumatera, 

-Kalimantan Barat  

-Kalimantan Tengah.

Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 28,6 triliun.

Sukanto Tanoto

konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI). 

yang bergerak di berbagai industri termasuk perkebunan Kelapa Sawit 

* Asian Agri 

memiliki 30 perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Utara seluas 100.000 hektar.

*Apical

memiliki 6 kilang pemurnian, 3 pabrik biodiesel, satu pabrik pengolahan inti sawit dan satu pabrik oleokimia. Perusahaan memproduksi margarin, turunan lemak hingga biodiesel.

Forbes mencatat kekayaan Sukanto Tanoto mencapai US$ 1,35 miliar pada tahun 2020.

Peter Sondakh

PT Rajawali Corpora memiliki bisnis perkebunan yakni emiten PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), salah satu perusahaan dengan luas lahan terbesar di Indonesia di :

-Sumatera, 

-Kalimantan, 

-Sulawesi 

-Papua.

Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21,45 triliun.

Murdaya Poo

adalah pendiri Central Cipta Murdaya, yang memiliki investasi di bidang teknologi, IT, kelapa sawit, dan kayu lapis.

Grup tersebut banyak terlibat dalam megaproyek agribisnis yang direncanakan untuk kabupaten Merauke, provinsi Papua.

Forbes mencatat saat ini kekayaannya sebesar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,16 triliun.

Jadi bener ya, Kelapa Sawit bikin Tajir apalagi bagi orang orang yang telah mempunyai kerajaan bisnis dimana mana..

Semoga ada manfaatnya ya 😁

Bagikan artikel ke:

Facebook Twitter

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Pertanyaan dan komentar
  • Silahkan tulis di bawah ini
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar

Bagikan Artikel ini ke :

BISMILLAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Cari di BloggerDokter